Jumat, 23 Januari 2015

ESAI "SASTRA DAN REALITA MASYARAKAT"



Sastra dan Realita Masyarakat

Sastra adalah intuisi sosial yang memakai medium bahasa. Teknik-teknik sastra tradisional seperti simbolisme dan matra bersifat sosial karena merupakan konvensi dan norma masyarakat. Lagi pula sastra ”menyajikan kehidupan”, dan “kehidupan” juga “meniru” alam dan dunia subjektif manusia (Wellek dan Austin, 2014: 98). Jadi pada dasarnya sastra  merupakan cermin kehidupan masyarakat. Terciptanya sebuah karya sastra tidak pernah lepas dari faktor sosial pengarang dan lingkungan kehidupannya. Karya sastra sendiri bersifat subjektif
Share:

ESAI "KACA PERTAMA"



Kaca Pertama Dalam Cerpen berjudul Cerita Sebelum Tidur

Disadari atau tidak, setiap tukang cerita tentu telah meneladani kecerdasan Syahrazad. (Damhuri, M. 2010: 109). Pernyataan ini bisa dikatakan bahwa Mohammad Diponegoro mempunyai kesamaan pendapat. Rahasianya terletak dalam teknik dasar menuturkan cerita. Scheherazade menguasi teknik itu. (Diponegoro, M. 1994: 64). Begitu kira-kira pendapatnya.
Apa maksudnya? Dalam dunia cerpenis, Scheherazade tentu tidaklah asing dalam kisahnya. Yakni cerita bersambung dengan judul Seribu Satu Malam ini secara tidak langsung
Share:

ESAI "BERKELANA MENCARI HAN"



Esai Berkelana Mencari Han
 
Banyak penyair yang menuliskan kisah perjalanan menjadi sebuah karya sastra khususnya puisi. Seperti halnya Angga T Sanjaya yang menbuat kisahnya menjadi puisi perjalanan, entah itu perjalanan fisiknya ataupun perjalanan batinya. Dari puisi yang disuguhkan oleh Angga T Sanjaya mulai dari Ah Poong, Sore Yang Gerimis, tengah malam di taman Ismail Marzuki, dari dalam kereta, dari cacatan seorang penyair.
Share:

ESAI "MENCARI MAKNA DALAM KETERASINGAN DAN DERITA"



MENCARI MAKNA DALAM KETERASINGAN DAN DERITA 

Ketika saya membaca sajak AnggaT Sanjaya, saya seperti diajak melakukan sebuah perjalanan, secara batiniah. Dan dalam proses kontemplasi dari setengah sadarnya (subconsius) Angga menuangkan ke dalam bentuk sadarnya (concius) yaitu berupa sajak. Dan kekuatan karya sastra sendiri dapat dilihat dari seberapa jauh pengarang mampu menungkapkan ekspresi kejiwaan itu ke dalam sebuah cipta sastra. Dan dasar analisis secara psikologi sendiri
Share:

ESAI "PUISI, TRADISI, DAN PERLAWANAN"



PUISI, TRADISI, DAN PERLAWANAN

Seperti halnya mengenal dan menilai seseorang, membaca sebuah puisi memiliki arah yang sama. Dalam taraf pengenalan, tentu proses untuk mencari identitas seseorang menjadi penting jika kita nantimemang akan bersinggungan dengannya. Bukan hanya bentuk dan fisik, tetapi pada akhirnya, pencarian tentang siapakah dia, bagaimanakah wataknya, serta seperti apakah pola hidupnya, saya kira harus dilakukan. Tanpa itu semua, penilaian kita hanya akan sampai pada
Share: