Kenapa Kita Perlu Merayakan Sekaligus Menakuti Wisuda
Untuk bisa ikut bahagia
kemarin, Sabtu, 12 Agustus 2017, kita mesti memposisikan diri setidaknya sama
seperti mereka dalam situasi diwisuda beserta segala sesuatu yang
melingkupinya; perjuangan, beli buku, membaca, mengerjakan tugas, begadang,
titip presensi, presentasi, mencari dosen pembimbing, dan sebagainya. Semuanya
dilakukan semata-mata(dalam kesempatan ini) untuk mencapai gelar sarjana, gelar
yang konon cukup terpandang di tengah masyarakat.
Tapi posisi itu
tidaklah mutlak, sebab di antara kita tentu ada yang sudah lama diwisuda, baru
saja alias freshgraduate, kemudian
yang sedang mengikuti sidang senat saat ini, atau mereka di belakang yang
termotivasi untuk segera ikut wisuda. Semua kiranya tetap punya perasaan yang
sama; ikut bahagia atas pencapaian yang ditandai dengan pemindahan tali oleh
rektor yang cumlaude, dan oleh dekan
yang belum. Tapi jika belum puas oleh keduanya, kawan-kawan yang diwisuda kemarin bisa meminta kepada Ketua Jejak Imaji untuk
memindahkan tali tersebut. Tentu di tempat yang istimewa, podium Jejak Kopi.
Nanti sekalian kita rayakan sambil minum kopi, dan tidak perlu antre dipanggil
oleh Nona MC.
Kita mengucapkan
selamat kepada Para wisudawan yang dari Jejak Imaji itu, tapi diwisuda di UAD
(Universitas Ahmad Dahlan), yaitu Mas Dramawan Kurniaji Satoto, Mbak Pelukis
Melia Tri Pamungkas, Mbak Jurnalis Devi Santi Ariani, Mas Pelukis Halim Nur
Zaky, Mas Fotografer Rahardian Sidik, dan Mas Novelis Sigit Apriyanto.
Nama-nama ini, serius, tidak diurutkan berdasarkan IPK, dan apabila belum
dituliskan gelarnya, mohon maaf karena barangkali itu kebijakan dari kampus
beserta detail-detail yang lain. Pun mungkin ada nama-nama yang terlewat disebut,
seperti Aditya Dwi Yoga, tentu tidak mengurangi rasa syukur kita kepada
kawan-kawan semua.
Sekali lagi, selamat
atas wisuda kawan-kawan semua, semoga apa yang telah diperjuangkan dan
dikorbankan selama ini, baik di kampus maupun di Jejak Imaji, dapat bermanfaat
bagi diri sendiri dan orang-orang di sekeliling kita.
Terakhir, jangan takut atau pura-pura lupa ketika orangtua bertanya; “Mana, katanya ada yang mau sekalian
dikenalin ke bapak, ibu?” (Ari)
#Wisuda #JejakImaji
#JejakKopi #Jodoh
0 komentar:
Posting Komentar